STAFSUS MENKUMHAM BIDANG TRANSFORMASI DIGITAL DUKUNG PRODUK INDIKASI GEOGRAFIS GARAM AMED

1

KARANGASEM - Dalam rangka pengembangan produk Indikasi Geografis melalui perlindungan produk Indikasi Geografis oleh MPIG serta upaya komersialisasi oleh kelompok UMKM. Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM Bidang Transpormasi Digital, Fajar BS Lase melakukan kunjungan ke Amed, pada Kamis (15/12).

Dalam kunjungannya ini, Fajar Lase didampingi Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Bali, Constantinus Kristomo, Kepala Lapas Kelas IIB Karangasem, Prayitno, Kepala Bapas Kelas II Karangasem, Agung Hascahyo, dan jajaran Subbidang KI Kanwil Kemenkumham Bali.

Kunjungan Fajar Lase ke Amed guna untuk memastikan manfaat dari telah didaftarkannya Garam Amed sebagai kekayaan Indikasi Geografis yang telah diberikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI pada 23 Desember 2015 lalu.

Dimana pada kunjungannya ke desa Amed ini Fajar Lase disambut oleh Ketua MPIG Garam Amed Bali, I Nengah Suanda. Yang menyampaikan bahwa telah dirasakannya manfaat dari didaftarkannya Garam Amed sebagai kekayaan Indikasi Geografis. Selain itu juga, Nengah Suanda menyampaikan proses pembuatan garam Amed dari tahap awal sampai pengemasan yang dilakukan di rumah produksi di lingkungan desa Amed.

"Kami sangat merasakan sekali perbedaan setelah didaftarkannya garam Amed sebagai kekayaan Indikasi Geografis. Dari sebelumnya garam Amed belum dikenal luas, dan pembelinya hanya dari kawasan lokal. Sekarang setelah terdaftar sebagai kekayaan Indikasi Geografis, garam Amed sudah banyak yang memesan, mulai dari hotel, restauran, bahkan sampai keluar Bali." ungkap Nengah.

Garam Amed dikenal sebagai garam yang berkualitas baik dan sangat khas, warnanya putih dengan kristal garam berukuran kecil dan sedang, mudah hancur di mulut dan memberikan rasa asin yang mudah hilang tanpa rasa pahit. Garam Amed telah mendapatkan sertifikasi dari Uni Eropa CSQA pada bulan 19 September 2022 lalu. Hal ini membuat nilai jual garam Amed semakin tinggi.

Dikarenakan proses pembuatan Garam Amed sendiri sangat bergantung dengan cuaca dan air laut pantai Amed, Fajar Lase mengajak semua pihak yang terlibat dapat melestarikan lingkungan sekitar, menjaga kebersihan lingkungan, dan terutama menjaga kebersihan laut Amed.

"Garam Amed ini sangatlah khas, karena proses pembuatannya yang alami dan sangat bergantung dengan alam. Mari kita jaga kebersihan lingkungan sekitar pantai Amed, terutama air laut pantai Amed jangan sampai tercemar." ajak Fajar Lase.

22


Cetak   E-mail